SMA Negeri 1 Babat, 12 Juli 2025 – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2025 di SMA Negeri 1 Babat menjadi momen yang tak hanya memperkenalkan lingkungan baru bagi siswa kelas X, tetapi juga menjadi ajang pembentukan karakter dan kreativitas sejak hari pertama memasuki SMA Negeri 1 Babat.
MPLS tahun ini mengusung dua tema besar yang unik dan penuh filosofi: Minecraft dari The Lion King. Kedua tema ini dipilih dengan harapan bisa mendorong lahirnya generasi muda yang kreatif, tangguh, dan siap menjadi pemimpin masa depan.
“Minecraft itu dunia tanpa batas, sama seperti potensi adik-adik baru yang masuk ke sekolah ini. Sementara The Lion King mencerminkan kepemimpinan, raja yang membimbing generasinya,” ujar Raditya Afdi, Ketua 1 OSIS SMA Negeri 1 Babat periode 2024-2025.
Sebagai Ketua Panitia MPLS, Muhammad Raja Naufal Dzulfakor atau akrab disapa Raja, menambahkan bahwa kedua tema ini juga menjadi cara untuk memotivasi siswa baru agar tidak takut mencoba hal baru dan terus mengasah kreativitas mereka. “Di Minecraft, kita belajar membangun dari nol, sementara dari Mufasa kita belajar memimpin dan bertanggung jawab,” jelasnya.
Kegiatan pra-MPLS yang dilaksanakan pada Sabtu, 12 Juli 2025, menjadi pintu pembuka yang penuh semangat. Meski awalnya sempat canggung, para siswa baru mulai menunjukkan antusiasme mereka dalam setiap kegiatan yang dijalankan. “First impression-nya itu luar biasa. Ketemu adik-adik baru yang penuh semangat itu jadi pengalaman paling berkesan. Apalagi mereka berhasil masuk ke salah satu sekolah favorit di Lamongan,” ungkap Radit penuh semangat. Rangkaian kegiatan pra-MPLS meliputi sambutan, pembekalan, pengenalan lingkungan sekolah, hingga pembentukan fungsionaris kelas. Semua kegiatan disusun secara interaktif dan menyenangkan agar siswa baru dapat beradaptasi tanpa tekanan.
Tahun ini, Dinas Pendidikan memperpanjang rangkaian MPLS hingga lima hari, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya empat hari. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi panitia, namun juga membuka peluang pembinaan karakter lebih dalam.
“Kita dituntut untuk benar-benar menerapkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat selama kegiatan berlangsung. Terasa berat? pastinya iya. Tapi ini cara untuk mempersiapkan generasi emas 2045 dari sekarang,” jelas Raja.
Meski melelahkan, panitia merasakan bahwa waktu yang lebih panjang memberi ruang bagi siswa siswi baru SMA Negeri 1Babat untuk lebih memahami budaya sekolah, mengenal teman sekelas, dan berani tampil. Ketika ditanya mengenai penilaian mereka terhadap pelaksanaan pra-MPLS, para panitia kompak menjawab dengan semangat:
“Kalau ditanya dari 1 sampai 10, kami jawabnya: tak terbatas! Karena semangat, partisipasi, dan antusiasme dari siswa siswi baru SMA Negeri 1 Babat yang luar biasa. Benar-benar di luar ekspektasi,” ungkap Radit sambil tersenyum.
Namun, bukan berarti semua berjalan mulus. Sebuah kejadian sempat menjadi catatan penting panitia, ketika seorang peserta mengunggah konten menggunakan atribut organisasi luar sekolah (perguruan) saat MPLS berlangsung. Hal ini dinilai berisiko memicu konflik antar siswa. “Kami sudah memberikan teguran dan mengingatkan pentingnya netralitas di lingkungan sekolah. Karena yang kami inginkan adalah kebersamaan, bukan perpecahan,” jelas Radit.
MPLS 2025 di SMA Negeri 1 Babat bukan hanya sekadar kegiatan pengenalan sekolah. Ia telah berkembang menjadi wadah pembentukan karakter, pemahaman nilai kebersamaan, dan penciptaan pemimpin masa depan yang kreatif dan bertanggung jawab. Panitia berharap, semangat ramah, hangat, dan penuh inovasi yang dihadirkan dalam MPLS tahun ini dapat menjadi bekal awal yang baik bagi para siswa baru dalam menapaki perjalanan mereka di dunia SMA.